Kegiatan PMBA Demi Selamatkan Gizi Anak

Master Admin 03 Juli 2024

[Penguatan Kader untuk kegiatan PMBA(Pemberian Makan Bayi dan Anak) nagari Kajai]

Peristiwa gempa bumi magnitudo 6,2 yang terjadi di Pasaman Barat, Sumatra Barat, pada Jumat (25/2), memberikan pengalaman berharga bagi masyarakat di Pasaman Barat maupun bagi masyarakat di Kabupaten Pasaman yang turut merasakan dampaknya. Dampak gempa tidak hanya mengakibatkan kerusakan materil dan menelan korban jiwa tetapi juga memunculkan tantangan baru yaitu bagaimana memastikan pemenuhan kebutuhan untuk keluarga 1000 HPK (hari pertama kehidupan) serta pemenuhan atas hak dasar anak.

Anak adalah generasi penerus bangsa, dan harus dipersiapkan sejak dini dengan upaya yang tepat, terencana, intensif dan berkesinambungan agar tercapai kualitas tumbuh kembang fisik, mental, sosial, dan spiritual tertinggi. Salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian tertinggi kualitas tumbuh kembangnya pemenuhan hak anak diantaranya pemenuhan gizi yang baik untuk anak. Melihat kondisi saat ini upaya pemenuhan gizi bagi keluarga 1000 HPK mengalami pergesaran dari kondisi normal sebelumnya , disebabkan karena akses pelayanan kesehatan dan pemenuhan gizi pasca-bencana, serta mutu pelayanan dan ketersediaan tenaga kesehatan menjadi sedikit terganggu. Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk sector kesehatan jika tidak ditangani dengan baik. Oleh Karena itu diperlukan upaya untuk mengatasi permalahan pemenuhan gizi bagi keluarga 1000 HPK melalui kegiatan PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak).

Tujuan dari dukungan PMBA pada situasi bencana adalah untuk melakukan penyelamatan ibu dan anak serta perlindungan dari berbagai dampak ikutan terkait kesehatan ibu dan anak yang mungkin timbul dikemudian hari.

JEMARI Sakato bekerja sama dengan Save The Children melalui dukungan Start Network melakukan intervensi di beberapa sektor diantaranya sektor kesehatan, pendidikan, WASH (Water Sanitation and Hygiene), Distribusi NFI (Non food item ) serta memasitikan keberlanjutan pendidikan dimasa darurat. Pada sector kesehatan khususnya salah satu kegiatan yang didorong adalah PMBA (Penyediaan Makan bayi anak) kegiatan ini dimulai dengan mempersiapkan kader kesehatan yang ada di posyandu menjadi actor kunci dalam menjamin kesediaan pemenuhan nutrisi bagi keluarga 1000 HPK di lingkup pelayananan  posyandu masing-masing.

Sektor kesehatan (Health and Nutrision) JEMARI Sakato memberikan pelatihan Penguatan kader PMBA  yang berlangsung  selama 3 hari,  mulai tanggal 22-24 maret 2022 pukul jam 09.00-15.00 WIB dan diakhiri dengan demonstrasi PMBA dihari terakhir. Kegiatan ini bertempat di kantor Wali Nagari Kajai kecamatan Talamau dengan peserta 22 kader dari Posyandu  dan 1 Orang TPG (Tenaga Pemulihan Gizi dari Puskesmas Kecamatan Talamau.

Kegiatan dibuka oleh ketua DPMN (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari) dan dihadiri perwakilan Puskesmas Kajai dan dinas kesehatan. Selanjutnya kata sambutan dibawakan oleh Fikon Sikumbang selaku Dewan JEMARI Sakato dan dilanjutkan oleh sekretaris nagari Kajai.

“Kegiatan PMBA ini sangat penting untuk tumbuh kembang anak bangsa serta memberi manfaat untuk generasi yang akan datang demi membentuk SDM yang berkualitas.”  Ujar Novi Yenni, Kasi Gizi Dinas Kesehatan Pasaman Barat. Untuk mencapai tumbuh kembang optimal di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yaitu melakukan Inisiasi menyusu Dini (IMD) 30 menit setelah bayi lahir, memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6-24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan. Novi Yenny selaku narasumber mempraktekan cara membuat makanan yang benar untuk bayi dan anak yaitu Bayi 6 bulan sudah bisa diberikan MPASI dengan tekstur bubur kental, 6-9 bulan sudah bisa memakan makanan yang dilumatkan, anak 9-12 bulan sudah bisa memakan makanan dicincangkan  untuk merangsang pertumbuhan gigi anak, anak 12-24 blan sudah bisa memakan makanan keluarga. Selain membahas mengenai masalah-masalah PMBA, juga dibahas tentang ASI eklusif,MP-ASI dan hal-hal yang dianggap tabu dimasyarakat tentang PMBA serta dipraktekan juga cara memerah asi, menyusui, menggendong bayi dengan benar.  

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan kader mampu menyampaikan cara penyediaan makan bayi anak untuk keluarga 1000 HPK dengan menggunakan sumber makanan local yang tersedia di lingkungan masyarakat dan juga  terpapar informasi dan mandiri dalam membuat makanan pendamping asi yang sesuai.

Seorang pujangga pernah berkata “Pelajaran yang Paling berharga adalah pelajaran yang anda ajarkan untuk diri sendiri” JEMARI Sakato berharap setelah kader keluar dari pelatihan ini bisa melaksanakan demonstrasi kepada keluarga 1000 HPK di masing masing posyandu.

www.jemarisakato.org

Writer  by : Fauriyah Irfah 

Copyright © #Terusbergerak 2024